Dulu di wilayah selatan Pulau Kalimantan, hidup seorang gadis cantik bernama Rangda. Dia telah tenun yang sangat baik dan keterampilan menjahit. Kecantikannya dikenal di seluruh wilayah. Banyak pemuda jatuh cinta padanya.
Suatu hari, pangeran yang mendengar tentang kecantikan Rangda, datang ke rumahnya untuk memesan gaun dari dia. Pangeran kagum dengan kecantikan Rangda dan kerendahan hati-nya. Dia jatuh cinta padanya. Setelah dia pakaiannya, pangeran segera kembali ke istana. Dia ingin memberitahu ayahnya bahwa ia telah menemukan calon istrinya. Namun, setelah sang pangeran tiba di istana, ia menderita penyakit mengerikan. Dia tak sadarkan diri dan mendapat demam tinggi. Setiap malam dalam tidurnya, ia selalu berbisik nama, "Rangda ... Rangda ... Rangda."
Raja benar-benar khawatir. Dia bertanya penasihatnya tentang nama Rangda itu. Salah satu penasihat raja, Wakil Mangkubumi akrab dengan nama itu. "Rangda adalah seorang gadis cantik yang tinggal di daerah selatan. Dia telah tenun yang sangat baik dan keterampilan menjahit. Semua pakaian sang pangeran dibuat oleh dia, "jelas Wakil Mangkubumi.
raja itu tahu bahwa anaknya telah jatuh cinta dengan gadis itu. Keesokan harinya, ia memerintahkan tentara untuk mengambil dia dan pangeran ke rumah Rangda's. Wakil Mangkubumi pergi pertama ke rumah Rangda's. Raja telah memerintahkan dia untuk memberitahu Rangda dan orangtuanya tentang proposal pernikahan. Rangda sangat bahagia karena dia juga jatuh cinta dengan Pangeran.
Ketika sang pangeran mendengar bahwa ia akan bertemu dengan Rangda, ia sangat bahagia. Kesehatannya meningkat secara signifikan. Kemudian sang pangeran, raja, dan tentara pergi ke rumah Rangda's. Tapi perjalanan itu sangat melelahkan dan membuat sang pangeran menderita sakit lagi. Penyakit ini lebih parah daripada sebelumnya. Ini sangat buruk sehingga akhirnya pangeran itu meninggal di perjalanan.
Raja sangat sedih. Dia pikir tidak ada gunanya untuk melanjutkan perjalanan. Kemudian ia kembali ke istana. Sementara itu, Rangda tidak tahu bahwa pangeran telah meninggal. Dia menjahit gaun pengantin untuk pernikahan. Dia ingin memberikan Pangeran gaun pengantin terbaik. Setiap hari, ia menunggu dan menunggu sang pangeran, tapi dia tidak pernah datang. Dia terus menjahit gaun pengantin sampai ia sudah tua. Orang-orang kemudian memanggilnya Ning Rangda. Ia dipanggil Ning karena dia sudah tua dan memiliki tubuh yang bungkuk.
0 komentar:
Post a Comment