ketika tubuh hendak ditinggal sang ruh maka saat itulah akan tertadi pertarungan antara Malaikat dan Setan. Billa amal ibadah serta pertologan ALLAH bersama seseorang, maka ketika sakaratul maut imannya akan senantiasa lekat. Sedangkan godaan dan tipu daya setan akan kalah. Namun ketika sakaratul maut telah tiba, sedangkan amal ibadah seseorang tidak optimal, apalagi tanpa ada bantuan dari allah, maka imannya akan rusak lantaran kalah dengan godaan setan.
Karena itu, kita mohon perlindungan kepada ALLAH ketika terpisahnya iman dari dari lisan dan memohon perlindungan ALLAH akan ma'rifat dari hati.
Saat ruh sudah mulai meninggalkan tubuh untuk kembali kepada-nya, maka seluruh anggota tubuh tak lagi memiliki daya. Kedua tangan yang dimiliki tak mampu lagi untuk bergerak, kedua mata juga tak lagi bisa melihat seperti saat hidup, kedua telinga tidak ada kemampuan untuk bisa mendengar sekelilingnya. Dengan demikian, tubuh yang telah ditinggal ruh adalah jasad yang tidak bernyawa.
Proses perjalanan manusia selanjutnya adalah memasuki alam kubur (barzah). Dalam kondisi semacam ini dapatkah kita membayangkan jika lisan tidak iman dan hati tidak ma'rifat. Lalu, apa yang dapat kita pertanggun jawabkan saat berada dalam kubur? Padahal kita ketahui disana tidak bertemu dengan seorang pun, baik ayah , ibu, anak , dan saudara-saudara yang dekat maupun jauh. Kala itu tidak berguna adanya teman karib, misalnya, satu-satunya yang dapat membantu kita adalah amal kebijakan serta pertolongan ALLAH swt. Jika tanpa hal itu, maka tidak ada yang dapat kita bangga dan andalkan sedikitpun. Jika tidak ada ma'unah (pertologan) dari ALLAH, sungguh nyata sekali kalau kita dalam keadaan rugi
0 komentar:
Post a Comment